Minggu, 25 Maret 2018

RINDU !

Bunyi tetesan air dari pelipis matanya mengiringi putaran roda motorku.
Yang perlahan menjauh dari perkarangan semak belukar depan pintu.
Tubuhnya yang kian lama kian mengecil di pandangan mata.
Dan seketika hilang ditutupi pohon beringin tua disudut simpang jalan.

Dengan besar harapan mereka melepasku.
Berharap aku pulang menjadi orang, bukan membawa orang.
Teringat pesannya seperti itu di otak-otakku.
Karena banyak orang yang pergi dan pulang dengan membawa orang lain.
Nan entah siapa disilsilah keluarganya.

Setiap akhir pekan dering telfon berbunyi subuh sekali.
Menanyakan kabar putra kecilnya yang pergi mencari gelar, dan dengan gelar itu berharap bisa memperbaiki nasib hidup keluarganya.
Tak sekalipun tertawa dan tak sekalipun menangis didalam telfon mini model jaman lama dulu.

Tak jarang terbesit dalam diri untuk pulang.
Namun..... aku terlalu sibuk menepati janjiku.
Janjiku pada mereka.
Cinta seumur hidup.

Sabtu, 17 Maret 2018

TAMAT

Tak kulihat lagi bintang.
Setelah hujan ketika itu.
Memburamkan malam tanpa bintang.
Mensunyikan malam tanpa nyanyian bulan.

Diteras ini dengan secangkir kopi.
Dan sebuah gitar tua nan usang berdebu.
Masih setia menunggu bintang.
Walau ku tak tahu kapan berpulangnya ia kembali.

Padahal aku sangat amat merindunya.
Bintang-bintang yang mungil dimataku.
Sinar yang berkelap-kelip.
Seumpama intan berlian.
Tampak sebuah lebih terang cahayanya.
“Itulah bintang kejora” kata mereka.

Kejora... kapan akan kembali ?
Kapan akan terlihat lagi ?
Sudahkah kau tamat ?
Sudahkah pergi ?
Mungkin sudah tamat.

“TAMAT”

Rabu, 07 Maret 2018

Sudah Aturannya!

Aku ingat ketika kapan dunia menertawakanku.
Ketika aku jatuh merosok jauh kedalam liang kegagalan.
Sulit untuk berdiri dalam sekejap.
Cukup lama aku terkapar tak berdaya.
Bisik hati tak lagi menyadarkan otakku.

Aku lemah!
Tiada daya pada saat itu!

Ketika kucoba merambah naik terpohok-pohok.
Pondasi tubuh yang masih gemetar.
Takut akan merosok lagi kelubang yang lain, ataupun yang sama.
Secercah semangat yang tersisa!
Kugunakan seupaya diriku saat demikian!

Dengan secercah itu aku kembali ke atasnya.
Mencoba untuk memulai lagi.

Tapi...!
Aku takut jatuh kembali.

Tapi...!
Rute manapun aku lewati yakinkan ada teka-teki sendiri.
Menang, doorprize menantiku.
Kalah, kemalangan yang menghampiriku.
Mau tak mau harus dituntaskan walau tak akan tuntas hingga tiada ruh lagi didiri!

Padang ~ 2018

Minggu, 04 Maret 2018

DASAR MANUSIA !

Muka bapak kau dimana ?
Muka kau dimana ?
Malu kau dimana ?
Bahkan mungkin kutanyakan,
Otak KAU dimana ?
.
Kau merasa sudah hilang dahaga dari yang lain.
Padahal kau baru saja meneguk sedikit segelas nya.
Belum menghabiskannya.
Tapi serasa kau sudah mencuci gelasnya.
.
Hmm...
Kata pengantarnya saja mungkin kau belum khatam.
Apa lagi Bab per Bab nya.
Sungguh anak kecil yang lucu tapi ingin dipukul rasanya.
Mencongakkan isi otakmu dihadapan orang yang jauh lebih dulu tahu darimu.
.
Kalau kasarnya saya katakan.
Kau baru setetes dari puluhan literku.
Kau baru segram dari kilogramku.
Kau baru setitik dari sebelanganya susuku.
PASTI!
.
Dasar Manusia!
Mendapatkan hal yang baru lebih dulu dikelasnya.
Berasa sudah hebat dari satu sekolahannya.
Kasian bagiku......!

Rabu, 28 Februari 2018

BAPAK!

Dia!
Pria yang sulit untuk saya ungkapkan rasa rindu.
Pria yang sulit untuk saya ucapkan kata sayang.
Sebenarnya bukan sulit bagi saya.
Cuman sedikit gengsilah kata anak muda kebanyakan!
Atau entah karena saya lelaki dan ia lelaki?
Saya rasa bukan karena itu!
Tapi, entahlah pula seperti apa alasannya!

Tapi!

Saya akui jauh disana saya rindu!
Jauh disana saya sayang!
Dan jauh disana ia jua rindu!
Dan ia jua sayang pada saya!

Memang!

Tak begitu menonjol terlihat!
Tak begitu jelas terasa!
Tapi sangat mudah diterka bagaimananya!
Mungkin karena aku lelaki dan ia lelaki makanya!

Hmmm....Tak payah mungkin.

Bapak!

Akui saya rindu, akui bapak rindu!
Akui saya sayang, akui bapak rindu!

Kita sama!

Dan akan terus Sama!


(HF/1Maret/2018)

RINDU !

Bunyi tetesan air dari pelipis matanya mengiringi putaran roda motorku. Yang perlahan menjauh dari perkarangan semak belukar depan pintu. ...